Rabu, 19 September 2012

Kenangan


Pagi masih sangat sayup
lamatlamat masih kudengar dendang rindu sang rembulan
gaun dansa gemintang yang kusut. terlelap begitu saja dipangkuan dingin fajar
ah,sudah berapa lama aku tak kesini?
sudut sofa kembang keemasan yang dahulu memanggil setiap rindu tuk berjamu bersama segelas teh hangat dan puisi
atau langit biru muda yang membangunkanku diatas matras merah tua
lalu semua seperti terekam kembali
perempuan yang kau temui dipenghujung tahun
yang menyapamu dipersimpangan layar putih yang kau sebut "panyingkulu"
apa kau masih mencarinya?
apa kau masih mencintainya?
setelah malam itu ia membuat dadamu terluka terbakar
Sungguh,iapun jauh lebih kerasnya ladam menghujam seluruh batinnya
Sungguh,ia hanya ingin kau menerimanya hari ini bukan sebatas angan silam
dan barangkali ia sudah mengerti
kereta yang membawamu pulang akan segera tiba
lalu meninggalkannya
seperti hujan yang menghapus jejakjejaknya menemuimu
seluruh hati yang ia bawa melewati pematang,sinar matahari,tiupan angin
harapan yang ia sematkan dalam setiap doa dan airmata
dan kala kau masih merindukannya diujung lelapmu
enyahlah segala gundah
segala getir kecemasan
rasa takut
amarah
benci
luapan derita
lalu ketika hari yang bergulir masih menyisakan jemarimu yang pernah memeluknya
bibir yang kau kecup kedua pipinya
lihatlah di kedalaman sana
ada hati yang selalu tabah mencintaimu


Fajar ke delapan belas di bulan September,2012
Kepadamu,Arie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar