Pagi
masih sangat sayup
lamatlamat
masih kudengar dendang rindu sang rembulan
gaun
dansa gemintang yang kusut. terlelap begitu saja dipangkuan dingin fajar
ah,sudah
berapa lama aku tak kesini?
sudut
sofa kembang keemasan yang dahulu memanggil setiap rindu tuk berjamu bersama
segelas teh hangat dan puisi
atau
langit biru muda yang membangunkanku diatas matras merah tua
lalu
semua seperti terekam kembali
perempuan
yang kau temui dipenghujung tahun
yang
menyapamu dipersimpangan layar putih yang kau sebut "panyingkulu"
apa
kau masih mencarinya?
apa
kau masih mencintainya?
setelah
malam itu ia membuat dadamu terluka terbakar
Sungguh,iapun
jauh lebih kerasnya ladam menghujam seluruh batinnya
Sungguh,ia
hanya ingin kau menerimanya hari ini bukan sebatas angan silam
dan
barangkali ia sudah mengerti
kereta
yang membawamu pulang akan segera tiba
lalu
meninggalkannya
seperti
hujan yang menghapus jejakjejaknya menemuimu
seluruh
hati yang ia bawa melewati pematang,sinar matahari,tiupan angin
harapan
yang ia sematkan dalam setiap doa dan airmata
dan
kala kau masih merindukannya diujung lelapmu
enyahlah
segala gundah
segala
getir kecemasan
rasa
takut
amarah
benci
luapan
derita
lalu
ketika hari yang bergulir masih menyisakan jemarimu yang pernah memeluknya
bibir
yang kau kecup kedua pipinya
lihatlah
di kedalaman sana
ada
hati yang selalu tabah mencintaimu
Fajar ke delapan belas di bulan September,2012
Kepadamu,Arie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar