Kamu tahu,aku selalu membenci kesedihan. Aku tak suka
melihat diriku menangis. Aku tak suka dadaku terasa perih seperti dihantam
badai. Lalu mencipta luka disana. Lubang besar yang menganga lebar. Tapi
semakin aku membenci kesedihan itu,ia semakin sering datang. Dia bahkan lebih
setia dari pacarku dan sahabatsahabatku.
Sedih itu sakit. Sedih itu menyiksa. Sedih itu membuatku
tak bisa tidur. Tak enak makan. Sedih membuat kantong mataku menghitam. Tubuhku
menjadi kurus. Rambutku tak terurus. Mukaku pucat. Sedih membuat akal fikiranku
mati. Hatiku kosong. Sedih membuatku malu berhadapan dengan Tuhan. Sedih
membuatku harus berakting ceria didepan ayah dan ibu. Sedih membuat
sahabatsahabatku lelah dijadikan tempat curhat. Sedih membuatku kehilangan
tawa,gembira,harapan. Sedih membuatku tak bisa menahan marah. Lalu melukai
orangorang terdekatku. Lalu mereka menjauh. Dan aku sendirian. Dibekam sepi.
Maka aku membenci kesedihan selamanya. Aku akan
matimatian melakukan apapun agar aku terhindar darinya. Meski aku tak selalu
memiliki nafas panjang untuk kuhela agar airmataku tak menetes. Aku tak selalu
pandai berpurapura tersenyum agar kesedihan itu luluh lantah. Aku tak selalu
punya daya untuk berlari mencari penghiburan agar kesedihan kehilangan jejakku
dan berhenti mengikutiku.
“wahai kesedihan,pergilah. Kumohon.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar