Sabtu, 24 Agustus 2013

MATA RINDU AYAH


Seorang Ayah sedang menghitung hari. Sebentar lagi ia akan pensiun. Bulan lalu ia menerima gelas termos sebagai kenangkenangan dari kantor tempatnya bekerja. Beberapa barang yang ia taruh di meja kerjanya pun mulai ia bawa pulang satusatu. Ia cukup berharap pada uang pensiun yang akan ia terima. Entah akan diterimanya setiap bulan atau sekaligus ia terima. Uang yang setiap bulan itu akan menafkahi istri dan anakanaknya dirumah. Namun jika uang itu nanti diterima sekaligus,ia berniat akan umroh bersama istri dan anakanaknya. Kadang rautnya sedih,sebab pensiun berarti ia tak akan bekerja lagi. Apakah uang pensiun cukup memenuhi kebutuhan keluarga? Sementara ia tak punya pemasukan apaapa selain pekerjaannya sekarang. Apalagi anakanaknya belum mendapat pekerjaan. Ia sudah tua. Didalam hati kecilnya,ia ingin sekali melihat putri sulungnya menikah. Lalu ia menimang seorang cucu. Pernah disalah satu toko,ia melihatlihat kereta bayi. "Kapan saya bisa membeli kereta ini untuk cucu saya?" ia berkata dengan sinar mata penuh kerinduan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar