Tahukah kamu,aku tak selalu mencintaimu. Kadang aku
membencimu. Aku marah padamu. Aku ingin meninggalkanmu. Melarangmu datang lagi
ke rumahku. Lalu aku akan menangis. Meringkuk diatas bantal dan berharap kamu
akan menelfon dan berkata, “Maafkan aku,sayang.”
Beberapa saat kemudian,ponselku berdering. Kamu menelfon. Sengaja kuangkat
agak lama.
“Maafkan
aku,Sayang..” ucapmu lembut
Lalu seluruh dinding baja hatiku seketika luluh lantah.
Berganti sungaisungai yang mengalir jernih. Daundaun jatuh perlahan. Hujan deras
berganti langit biru muda. Awanawan teduh.
“Iyya..” jawabku manja
Ah,betapa kekanak-kanakanku. Betapa sabarnya kamu.
Aku tak bisa menghitung berapa kali kamu mengalah demi
aku. Mungkin sebanding dengan berapa kali aku memarahimu. Aku tak bisa
menghitung berapa kali kamu jatuh lalu bangkit lagi dan bertahan untuk
mencintaiku. Mungkin sebanding dengan berapa kali aku memintamu pergi jauh dan
jangan kembali. Aku juga tak bisa menghitung berapa banyak kamu berkorban
untukku. Mungkin sebanyak aku melukai hatimu.
Tapi..kamu tetap ada. Selalu ada. Untukku.
Sayangku,mungkin aku tak bisa menjadi kekasih terbaik
untukmu. Tapi aku berjanji akan menjadi kekasih paling setia yang
menemanimu,selamanya.
_Untukmu,rif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar